Senin, 13 April 2009

Kemenangan Politik Pencitraan

Hasil Pemilu 2009 telah dilansir oleh beberapa lembaga survai melalui quick count, unggul hingga hari ini adalah Partai Demokrat. Melihat hasil qick count layak kita simak adalah lonjakan yang luar biasa perolehan suara dari Partai Demokrat. Dengan berasumsi pada angka-angka quick count mendekati kebenaran maka kita mengupas keunggulan fenomenal Partai Demokrat yang mencapai angka 20,4%.

Informasi yang terkumpul dari berbagai daerah bahwa Caleg-caleg dari Partai Demokrat tidak berbuat ataupun berkegiatan secara masif dan signifikan di berbagai daerah. Lebih mengejutkan lagi banyak warga masyarakat tidak mengenal ataupun mengetahui caleg-caleg Partai Demokrat di daerahnya.

Prestasi kerja Partai Demokrat di parlemen juga kurang moncer, bahkan jika kita simak kinerja anggota parlemen dari partai ini tergusur oleh partai-partai besar seperti Golkar, PDIP dan yang lainnya. Bahkan pada tingkatan Opini masyarakat pun mereka jauh tertinggal, terlihat dari tidak adanya isu yang dilempar dan menarik perhatian masyarakat.

Lalu bagaimana masyarakat bisa tertarik luar biasa dan memilih Partai Demokrat menjadi partai pemenang pemilu 2009. Seperti yang banyak orang katakan, mereka memilih hanya satu alasan yaitu SBY. Factor SBY memang suatu seling point tertinggi di percaturan politik Indonesia.

Mari kita telusuri bagaimana SBY menjadi magnet raksasa yang dapat menyedot rakyat Indonesia ini. Bangunan magnet ini bukan timbul secara tiba-tiba, dimulai dengan pemberantasan korupsi oleh KPK, dengan puncaknya yaitu pemenjaraan Aluia Pohan (Besan SBY). Tindakan KPK ini langsung ditindak lanjuti oleh tim SBY dengan mengkapitalisasi media, menjelma menjadi pemberantasan korupsi yang luar biasa dan tanpa pandang bulu. Padahal realita yang ada, masih pandang bulu.

Belum lagi program-program pemerintah sesperti BLT, Raskin, PNPM, Stimulus Ekonomi, dan lainnya. Dengan pengolahan media yang luar biasa program-program tersebut menjelmakan SBY menjadi seorang sinterklas yang memberikan hadiah cash and cary kepada masyrakat. Jika kita jeli melihat program tersebut maka kita akan mendapati sesuatu yang membuat kita ternganga. Coba kita lihat BLT, itu merupakan obat penghilang rasa sakit tetapi bukan menyembuhkan penyakit yang ada di tengah masyarakat yaitu pengangguran.

Proyeksi pandangan kita coba kita lihat juga terhadap pribadi SBY, dengan pribadi yang tenang tetapi dengan sekali-sekali terekspos media sewaktu Dia memarahi bawahannya. Itu semua menjadi nilai plus di mata masyarakat yang mencitrakan bahwa SBY cukup tegas menegur anak buahnya. SBY tahu jika terlalu banyak terekspos jika Dia sedang marah maka akan kontra produkrif.

Seorang SBY juga harus rela berkantor di tenda-tenda pengungsian karena Negeri ini memang penuh Bencana Alam di sepanjang pemerintahannya. Masyarakat luas akan cukup terhibur karena pemimpinnya ikut bermalam bersama mereka, tetapi mereka tidak tahu bahawa menginapnya seorang Presiden di tenda membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Belum lagi koordinasi jalannya pemerintahan yang menjadi amburadul dan tidak effektif.

Bangunan-bangunan itu semua yang menjadikan SBY magnet raksasa untuk menarik simpati rakyat. Beberapa aktivis ketika meriung sambil ngopi mengatakan “Enak Caleg-caleg dari Partai Demokrat itu, mereka tidur saja mereka jadi”. Namun mereka semua juga sepakat bahawa fenomena yang terjadi diprediksikan adalah Buble Politic, di mana Partai Demokrat telah melembung sudah pada besar yang maksimal maka setelah itu dikwatirkan akan meledak.

Namun apapun yang terjadi di Tanah Air kita ini, kita semua wajib mensyukurinya karena Pemilu telah berjalan dengan baik walaupun banyak sekali kekurangan dan coreng-moreng di sana-sini. Tetapi jika kita selalu berdebat dan bertengkar maka kapan kita akan melangkah kedepan, bangsa lain telah sampai ke bulan kita masih ribut karena datang bulan….. [Chan]